Sampai akhirnya kita di pertemukan kembali
Dulu pernah ada seseorang yang hadir di hidupku, dia
mempesona dia pandai, dia sosok idaman
semua wanita , begitu juga aku. Aku merasa beruntung bisa mengenalnya,
perkenalanku dengannya berawal dari sapaan manis di ujung telepon, setiap kali
aku menatap layar handphone pesan dariNyalah yang selalu ku tunggu. Hingga
malam tiba mata ini enggan untuk terpejam hanya karena candamu yang membuatku
selalu ingin berbincang denganmu. Sampai akhirnya suatu hari dipersimpangan
jalan kita bertemu, dia pria sederhana dengan kharismanya dengan ringan
menebarkan senyumnya kepadaku seorang wanita yang penuh dengan kekurangan. Dari
pertemuan ini kita semakin banyak berbagi pengalaman dan pengetahuan, kita
memang memiliki banyak kesamaan. Semakin hari semakin menyenangkan, sosoknya
kini mulai spesial, sangat spesial hanya dialah yang mampu membuatku tersenyum,
tertawa lepas. Setelah pertemuan dipersimpangan itu rasanya aku selalu ingin
bertemu dengannya hanya untuk mengetahui bahwa keadaannya baik – baik saja.
Ada pesan tertulis di layar handphone ku “ketemuan
yuk?” lekas saja aku membalas dengan sigap “ yuk dimana?” seakan tak sabar menunggu balasan darinya aku ingin
segera bertemu dengannya... “ditempat
biasa” balasnya. Aku bersiap – siap semenarik mungkin agar aku tak mengecewakannya
yang memang sudah sempurna dimataku. Aku datang lebih dulu darinya lima menit
kemudian diapun datang menghampiriku. Kali ini tidak ada ritual basa basi
seperti saat pertama kali bertemu, kita langsung bercerita tentang kita satu
sama lain dia sangat bijaksana dia adalah lawan bicara yang menyenangkan. Di
tengah pembicaraan kita terdengar suara handphone berbunyi, ternyata itu
handphoneNya. Dia lekas mengangkatnya dan berkata “iya sayang?” dan melanjutkan kata – katanya dengan bergerak
menjauhiku. Mendengar kata itu rasanya hatiku hancur sejadinya, aku bergegas
pergi meninggalkan tempat itu dan dia. Ntah apa yang terjadi setelah aku
meninggalkannya, mungkin dia mencariku atau mungkin tak menghiraukanku?.
Sesampainnya dirumah dilayar handphoneku tertera ”10missed call” dia
menelfonku, aku tak peduli aku justru lebih memilih menonaktifkan handphoneku.
Setelah kejadian itu kita ( aku dan dia ) hilang kontak (
lost contact ) dengan waktu yang cukup lama, kadang aku rindu candanya,
rindu sapaan manis darinya, semua tentangnya. Sampai akhirnya kita di pertemukan
kembali dalam sebuah acara, di satu sisi aku tidak ingin bertemu dengannya tapi
disisi lain aku merindukannya. Dia memanggilku dan aku menoleh kearahnya dia
masih dengan dirinya yang ramah dan dewasa, tapi aku selalu membalasnya dengan
acuh, padahal hati ini sangat merindukannya KENAPA AKU HARUS SE CUEK ITU?
Penyesalanku setelah pulang dari acara itu. Semoga kita bisa seperti dulu lagi .
Komentar
Posting Komentar