Bom Waktu
Terima kasih untuk beberapa bagian yang telah kau
lukiskan dengan sangat indah, terima kasih telah menjadi bagian terbaik dari
hidupku. Bahkan pada saat aku berada disampingmu hal itu merupakan hal yang
sangat menyenangkan bagiku sekalipun kita hanya terdiam dibibir pantai, hanya
suara ombak yang terdengar saat itu. Terlebih saat kau membuat lelucon-lelucon
yang membuatku memecahkan tawa seakan semestapun ikut tertawa.
Namun sangat disayangkan setelah bertahun-tahun kita
bersama, saat hatiku sudah mempercayaimu dengan sangat, ternyata aku harus
mengetahui kenyataan bahwa kau tak pernah jujur kepadaku...
Sampai saat kau sendiri yang mengatakan semuanya
dengan jujur kau tak sadar ada hati yang kau hancurkan rasanya sangat
menyakitkan dan menyesakkan, namun dengan begitu setidaknya aku bisa mengetahui
yang sebenarnya. Dengan begitu aku tak lagi kau bahagiakan dengan kebohongan,
karena hal itu sama saja dengan memegang bom waktu yang suatu saat bisa saja
meledak dan membunuh mati mangsanya. Kebohongan yang kau buat itu hanya sekedar
menunda, kau hanya menunda rasa sakit, dan kau tahu dengan menunda rasa sakit
itu kau sama saja dengan membuat rasa sakit itu semakin besar dan semakin
melukai perasaaanku
“Kebohongan sebesar apapun dan rahasia sehebat
apapun disembunyikan,pada waktunya akan terbongkar juga. Pertemuan itu bukan
mimpi buruk. Tapi sebuah kenyataan yang awalnya dibuat indah.“ (Mengutip dari
Kalam Senja 281)
Komentar
Posting Komentar